التـرجـمه
من اللغة العربية
إلى اللغة الإندونسية بطريقة الإعراب
فى كتاب الحكم
لابن عطاء الله السكندرى
من علامات
الإعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل
"A sign of dependence on deeds is the
lack of hope when you slip into an ways of sin."
"Termasuk tanda yang menunjukkan pada mengandalkan amal perbuatan
adalah surut harapan (pesimis) kepada Allah, ketika terjadi kesalahan (melakukan
perbuatan maksiat/dosa)."
من – حرف جر أصلى للتبعيض . علامات
– مجرور بمن , وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره لأنه جمع المؤنث السالم , والجار والمجرور
متعلق بمحذوف خبر المبتدأ المؤخر , وهو بحسب ما بعده مضاف . الإعتماد
– مضاف إليه مجرور , وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره لأنه اسم المفرد . على
– حرف جر . العمل – مجرور بعلى , وعلامة جره كسرة ظاهرة فى
أخره لأنه اسم المفرد . نقصان – مبتدأ
مؤخر مرفوع , وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى أخره لأنه اسم المفرد , وهو مضاف . الرجاء
– مضاف إليه مجرور , وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره لأنه اسم المفرد . عند
– ظرف الزمان . وجود – مضاف
اليه مجرور بالكسرة , وهو مضاف أيضا . الزلل
- مضاف إليه مجرور , وعلامة جره كسرة
ظاهرة فى أخره لأنه اسم المفرد
Metode Penerjemahan
من علامات الإعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل
1. Dengan merujuk linguis
basharah klasik tentang pembagian kalam, teks di atas terdapat sepuluh bentuk
kalimat, terdiri dari kalimat huruf, kalimat fi’il, dan kalimat isim. Dalam istilah
sintaksis klasik, suatu pernyataan yang tersusun dari tiga kalimat atau lebih, baik huruf,
fi’il, maupun isim disebut dengan istilah kalîm.
كلامنا
لفظ مفيد كاستقم ☼
واسم وفعل ثم حرف الكلم
2. Struktur jumlah teks di
atas termasuk syibhul jumlah khabar muqaddam berupa jar majrur, juga bisa dinamakan jumlah dharfiyah, bila lafadz “Nugshân” dikira-kirakan menjadi fa’ilnya jâr majrur. Bisa juga diistilahkan jumlah dzâtul wajhain, apabila lafadz “Nugshân” dikira-kirakan
menjadi fa’ilnya lafadz istaqarra / mustaqirrun. Apabila yang dikira-kirakan
itu kalimah fi’il/istaqarra maka termasuk jumlah fi’liyah, sedangkan apabila
yang dikira-kirakan itu kalimah isim /mustaqirrun maka termasuk jumlah
ismiyyah.
3. Dalam kajian sintaksis,
struktur jumlah (kalimat) yang mendahulukan khabar dan mengakhirkan mubtada’
merupakan kaidah yang diperbolehkan dengan beberapa syarat, di antaranya adalah
seperti teks di atas, di mana khabar berupa syibhul jumlah sedangkan mubtada’nya
berupa isim makrifat bil idhâfah.
والأصل فى الأخبار أن تؤخرا ☼ وجوزوا التقديم إذ لا ضررا
4. Teks di atas keseluruhan
strukturnya berupa tarkib “Khabar Muqaddam / predikat yang didahulukan dari
subyeknya. Dalam tradisi metode terjemah mengetahui struktur jumlah (kalimat)
utama yang ada dalam teks asli merupakan salah satu cara mempermudah dalam penerjemahan.
5. Model penerjemahan
seperti di atas merupakan cara penerjemahan model “Munasabah bin-Nassh/Suitable Text” yaitu menerjemahkan suatu teks dengan
mengikuti teks asli dalam hal mendahulukan dan mengakhirkan struktur kalimat yang ada.
6. Adapun alternatif lain yang
dapat dijadikan alur penerjemahan model struktur teks di atas adalah metode “Ghairu Munasabah bin-Nassh”, yaitu menerjemahkan teks tidak mengikuti
teks asli dalam hal mendahulukan dan
mengakhirkan struktur kalimat yang ada. Sehigga teks di atas bisa diterjemahkan
dengan model berbalik dari teks asli, maka terjemahannya berbunyi “surut harapan (pesimis) kepada Allah,
ketika terjadi kesalahan (melakukan perbuatan maksiat/dosa) Termasuk tanda yang
menunjukkan pada mengandalkan amal perbuatan.”
إرادتك التجريد
مع إقامة الله إياك فى الأسباب من الشهوة الخفية
وإرادتك الأسباب
مع إقامة الله إياك فى التجريد إنحطاط من الهمة
العالية
Keinginan-mu bertajrid (melulu beribadah tanpa
berusaha mencari rizqi), padahal Allah swt. Menempatkan dirimu pada maqam kasb
(suatu kedudukan yang rizqi pemegangnya bisa didapat dengan usaha) adalah
bisikan nafsu yang halus. Sedangkan kemauan-mu untuk berkasab (bekerja mengais
rizqi) padahal Allah swt menempatkan diri-mu pada maqam tajrid (kedudukan yang
pemegangnya diberi rizqi tanpa berusaha mencarinya) adalah kemerosotan diri-mu
dari himmah ‘aliyah (cita-cita yang mulia).”
سوابق الهمم لاتخرق
أسوار الأقدار
Kekuatan bertenaga dalam (ambisius) yang mampu menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan sekejab, tidak mampu mendobrak benteng-benteng takdir Ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar